MALAKA, faktahukumntt.com – 9 Juli 2021
“Kisah Tongkat kekuasaan yang diwariskan oleh Ba’i Nahak Maroe Rai kepada Nahak Amerika menjadi tonggak dasar keberpihakan pada kepentingan masyarakat yang menjadi warisan budaya bagi keturunannya”, ungkap Bupati Malaka Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., setelah melakukan ritual syukur kepada leluhur di rumah Adat Bei Ba’i, rumah adat ke lima dari 11 Rumah Adat dikunjungi Bupati Simon, tepatnya di Desa Oekmurak kecamatan Rinhat Kabupaten Malaka (09/07/2021)
Bupati Simon menuturkan sejak ia mulai tumbuh besar, dirinya mewarisi semangat perjuangan Nahak Amerika. Hal inilah yang oleh orang-orang Wewiku sering mengatakan bahwa untuk Malaka kami hanya mengenal dan mengakui tiga Nahak antara lain ada Nahak Moroe Rai, Nahak Amerika, dan Nahak Ulu Simon”.
Di Malaka ini dahulu orang kenal dua pahlawan, yang kebetulan nama marganya Nahak, kalau menurut sejarah saya salah satu keturunannya, sehingga di Malaka itu terkenal dengan pahlawan pertama tertua, dan paling sakti itu adalah Nahak Morae Rai, beliau punya wilayah kekuasaan tidak hanya di Timor tetapi sampai ke Timor Leste. Bahkan sampai ke daratan Flores Larantuka.
Lalu Pada jaman penjajahan Jepang, hadirlah leluhur kami namanya Nahak Amerika, yang mana kuburannya sampai sekarang masih ada. alam pun menyetujui kisah ini yang ditandai dengan ayam berkokok saat Bupati menuturkan kisah ini, yang artinya menyetujui. Ini fakta bahwa ada seorang bernama Nahak Amerika.
Lalu pertanyaannya tentu orang bertanya kenapa pada jaman itu sudah disebut Nahak Amerika? Kita tidak mengerti tetapi ketika beliau masih hidup dia datang dengan beberapa teman orang asing dan bisa berbahasa Inggris lalu orang tanya itu bahasa apa? Ia menjawab Bahasa Amerika.
Konon ceritanya, waktu itu Jepang sangat mengincar beliau (Nahak Amerika) harus dihabiskan karena ketika Ba’i Nahak Maroe Rai meninggalkan mewarisan tongkat kekuasaan untuk Nahak Amerika supaya melanjutkan perjuangan ini, “terus berjuang melawan penjajah, tumpaskan penjajah yang ada di tanah Malaka” pesan Ba’i Nahak Maroe Rai kepada Nahak Amerika.
Warisan tongkat kekuasaan inilah yang menjadi dasar perjuangan beliau untuk berjuang, berperang, melawan Jepang. Dari tempat ini, kata Bupati Simon, daerah kelahiran saya Wewiku, dan tepatnya disebuah pohon jambu (kalau orang wewiku sebut dengan Ai Malae, lebih terkenal lagi dengan ae Malai Kau). Dan di tempat itulah kuburannya Nahak Amerika ada di situ.
“Kuburannya berupa Sumur, karena dia (Nahak Amerika) dimasukan ke sumur, karena dengan segala macam senjata ditembak juga tidak mempan, dipotong juga tidak mempan akhirnya dia minta untuk dimasukan saja di Sumur”, tutur Bupati Simon
Cerita Bupati Simon, Nahak Amerika membeberkan kepada orang Jepang, kalau mau supaya leher saya itu putus dari kepala saya, caranya ambil kelewang saya lalu sentuh betis orang yang mau membunuh saya, biarkan darah yang keluar dari betisnya dioleskan ke kelewang sedikit baru tebas ke leher saya maka bisa putus.
Ternyata benar. Setelah orang Jepang mengikuti petunjuk tersebut akhirnya lehernya pun putus oleh kelewang, sehingga kepalanya terpisah dari badanya namun dia masih terus berbicara dan menuntut bahwa dirinya harus memerdekakan Malaka. “saya harus menumpaskan penjajahan dari bumi Malaka”, teriak Nahak Amerika padahal kepalanya sudah lepas dengan badan.
“Karena ini sejarah bukan dikarang tetapi memang orangnya ada. Yang namaya Ba’i Nahak Maroe Rai itu aslinya dari Besikama kemudian masuk ke istana. kalau kami di Wewiku atau di Besikama kami sebut dengan Tafatik Lasaen yang beberapa hari lalu saya baru datang ke sana karena beliau datang ke tempat itu”, tandas Bupati Simon
Lanjut Bupati Simon, Garis perjalanannya sama seperti saya dari Ikumuan masuk ke Lasaen karena isteri saya asal leluhur dari Bapak Mertua dari tempat ini, kemudian masuk ke istana Lasaen sehingga saya juga harus ikut ke sana dan leluhur saya yang nama Nahak Maroe Rai ini kebetulan masuk karena perkawinan di Tafatik Lasaen sampai meninggal disana.
Tetapi kuburannya sampai sekarang masih kita cari meskipun saya sendiri pada saatnya pasti saya akan buka. Tetapi sementara ini saya dikasih mulut tidak boleh banyak ngoceh dulu kerja dulu kemarin saya sudah tawarkan supaya istana kami itu segera setelah direhab baru mungkin semua akan terungkap.
“sementara ini saya tidak boleh mendahului karena petunjuk yang diberikan kepada saya tidak boleh mendahului, sebelum saya melakukan dan melaksanakan sesuatu di Malaka”, tegas Bupati Simon
Nah, sebuah cerita yang sampai sekarang, orang Malaka sangat percaya bahwa selama darah Nahak Amerika masih mengalir untuk kami semua yang ada di sini, maju untuk membela rakyat kecil, pasti masyarakat akan menerima.tutup Bupati Simon.