Felix Bere Nahak :  Politik itu Seni Mengumpulkan yang Tercecer dan Merawat yang Terpinggirkan

FAKTAHUKUMNTT.Com, MALAKA – Terlahir dengan nama baptis Felix Bere Nahak, kehidupan sederhana nan sulit menandai perjalanan hidupnya. Sekolahnya berpindah-pindah dari Sekolah Dasar di Negara Tetangga, Timor Leste, hingga menamatkan Strata Satu (S1) di Universitas Timor (Unimor) Kefamenanu dengan gelar Sarjana Peternakan.

Sejak kecil sudah merantau alias meninggalkan tanah kelahiran menjadikan FBN, begitu dirinya disebut, memiliki karakter kuat dan semangat juang untuk bertarung dalam kompetisi kehidupan ini.

Suatu ketika dirinya demi bertahan hidup, harus menjadi sales atau penjual berbagai bahan pokok hidup dari sebuah perusahaan. Menariknya, FBN mampu mengerjakan pekerjaan itu dengan sangat baik.

“Dia itu kalau jual barang-barang selalu paling cepat laku dari kami yang lain. Saya heran, anak kecil ini bisa kalahkan kami yang senior”, kenang Patris, teman kerjanya waktu itu. Ternyata ada rahasianya, lanjut Patris. ” Felix itu kalau bujuk pembeli, kalau pembeli belum mau, dia tidak langsung jalan tapi tanpa disuruh, dia bantu bersihkan etalase pembeli yang masih kotor, alhasil, pembeli kemudian terkesan dan membeli produk yang dia tawarkan.

Sekelumit kisah kecil ini membawa kita untuk menyelami kepribadian FBN, siapakah FBN ini? Bagaimana rekam jejaknya sebagai aktivis dan politisi?.

Felix Bere Nahak atau FBN, Putera asli Bolan, Desa Fahiluka. Ayahnya adalah seorang petani yang disegani di Bolan Leolaran (Kampung Bolan). FBN sambil mengeyam pendidikan di Unimor, dirinya juga menjadi aktivis PMKRI Kefamenanu, FBN dikenang sebagai Pendiri PMKRI Kefamenanu sekaligus Ketua Perdana PMKRI Kefamenanu.

FBN mulai bersinggungan dengan dunia politik ketika dirinya menjabat sebagai Anggota Komisioner KPU TTU dan Ketua KPU TTU. Saat memangku jabatan ini, dirinya banyak bertemu dan berinteraksi dengan politisi-politisi handal dalam ruang interaksinya.

Walau sudah sukses berdiri tegak sambil terus meluangkan waktu dan tenaga membimbing adik-adiknya di PMKRI Kefamenanu dan GEMMA, nuraninya terus terusik untuk kembali mengabdikan dirinya dengan segala kemampuan dan pengalamannya untuk mengurus tanah kelahirannya, Rai Malaka tercinta.