FAKTAHUKUMNTT.Com, KEFAMENANU – Dinamika politik dalam perhelatan pilkada serentak tahun ini sebentar lagi akan memasuki fase kampanye.
kegiatan kampanye bertujuan untuk para kandidat mempromosikan visi-misi dan tujuan mereka maju dalam perhelatan pilkada yang akan di gelar pada tanggal 27. November mendatang. Selain dari pada itu juga tujuan dari kampanye sendiri adalah untuk mempengaruhi basis elektoral/ pemilih dalam hal ini seluruh rakyat yang namanya telah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap yang telah di tetapkan oleh KPU di daerah masing-masing.
Demikian disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Kefamenanu, Yakobus Aprianus Amfotis, kepada media ini via pesan whatsappnya, sabtu (21/09/2024).
Di kabupaten TTU tersendiri sesuai hasil yang telah di rilis oleh KPUD TTU bahwa jumlah DPT dalam menyambut Pilkada tahun ini sebanyak 193.903 dengan rincian 95.278 pemilih laki-laki dan 98.625 pemilih perempuan. Dengan Jumlah ini tentunya besar harapan kita kepada seluruh masyarakat TTU yang telah terdaftar dalam DPT agar nantinya bisa terlibat serta memberikan hak suaranya untuk memilih sesuai dengan kehendak masing-masing, tulis Apri Amfotis.
Atas nama GMNI Cabang Kefamenanu, sebagai organ Nasionalis, Ketua DPC menyerukan ” Pilkada Damai untuk seluruh elemen masyarakat kabupaten TTU”
GMNI menghimbau bagi seluruh pemuda, mahasiswa bahkan seluruh elemen rakyat TTU untuk menyambut pesta demokrasi ini dengan baik dan penuh rasa sukacita. Kita mengharapkan agar tidak terjadi hal-hal yang kemudian memberikan label yang buruk bagi daerah kita tercinta. Sebab TTU masuk dalam daerah rawan konflik pilkada tertinggi di negara ini.
kita mengharapkan baik kepada ke-4 kandidat yang bakal bertarung tanggal 27 November nanti dan juga kepada semua tim pemenangan dari ke-4 bandidat ini untuk menghindari gaya politik yang memiliki DNA memecah belah persatuan dan kesatuan di daerah ini, seperti politik identitas. Sebab politik Identitas hanya akan menciptakan konflik dan perpecahan, cukuplah politik devide et impera (Politik adu domba) itu miliknya kolonial di waktu itu, urai Amfotis.
Dijelaskan, Jikalau kita membaca sejarah, jelas tertulis bahwa hanya dengan politik persatuan dan kesatuanlah yang menghantarkan rakyat Indonesia pada gerbang kemerdekaan. Semoga para kandidat juga bisa belajar dari salah satu pendiri bangsa ini yakni Soekarno tentang cara pandangnya soal menyatukan perbedaan, dan justru itulah yang menjadi kekuatan politik rakyat di kala itu dalam menentang kolonialisme.
Para kandidat harus menjadi contoh bagi seluruh rakyat TTU apalagi kepada generasi muda TTU bahwa tidak akan ada upaya untuk memainkan politik Identitas tertentu demi menggapai kekuasaan.
Mari ciptakan kerukunan dalam berpolitik, jaga pilkada yang adil, tentram dan damai demi TTU yang lebih baik dan lebih sejahtera, ajak Ketua GMNI.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.