OPINI : Menjajaki Destinasi Tersembunyi di Ujung Timur Indonesia
Penulis Oleh : Yohanes Robinsius Neno, Presidiun Hubungan Perguruan Tinggi (PHPT) PMKRI Yogyakarta, Mahasiswa Program Pascasarjana YKPN
Kabupaten Malaka, terletak di bagian tenggara Pulau Timor dan berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Kabupaten Malaka merupakan salah satu daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyimpan potensi pariwisata besar. Kabupaten Malaka memiliki kekayaan alam dan budaya yang masih sangat alami dan terjaga, namun belum banyak tereksplorasi. Dengan keindahan pantai yang belum banyak dijamah, ekosistem mangrove yang kaya, serta budaya lokal yang kental sehingga malaka berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.
Potensi Wisata Alam.

Keindahan alam Kabupaten Malaka adalah daya tarik utama yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata yang diminati. Salah satu pantai yang memiliki potensi besar adalah Pantai Motadikin, dengan hamparan pasir putih dan air laut yang jernih. Namun, belum ada pengelolaan yang optimal untuk pantai ini, baik dari segi infrastruktur maupun fasilitas wisata.
Hal ini menunjukkan adanya peluang besar untuk pengembangan pariwisata di kawasan tersebut (Pemerintah Kabupaten Malaka, 2021). Sebagaimana disampaikan oleh Sutrisno et al. (2023), pantai-pantai di kawasan Indonesia timur memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih alami. Selain pantai, ekosistem hutan mangrove di Malaka juga memiliki nilai ekowisata yang tinggi.
Hutan mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Malaka berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan melindungi garis pantai dari abrasi. Berdasarkan studi oleh Wibowo (2022), potensi ekowisata mangrove di Indonesia sangat besar dan bisa dikembangkan sebagai atraksi wisata yang ramah lingkungan. Dengan penekanan pada pelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat setempat, ekowisata mangrove di Malaka bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah.
Sungai Benanai, yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Malaka, juga berpotensi dikembangkan menjadi destinasi wisata petualangan seperti arung jeram dan susur sungai. Studi yang dilakukan oleh Rahmat & Nugraha (2021) menunjukkan bahwa pengembangan wisata petualangan berbasis sungai dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama bagi mereka yang tertarik dengan wisata alam yang menantang.
Potensi Wisata Budaya dan Sejarah

Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.