Jika menurut SBS itu HOAX, Bagaimana dengan para Terpidana yang sedang menjalani hukuman akibat kasus Bawang Merah Malaka yang ditangani KPK dan kini menurut pemberitaan beberapa media online dilanjutkan KPK yang telah memasuki tahap penyidikan demi untuk mengusut tuntas kasus tersebut, ujar Aser.
Saya sebagai representasi pegiat media sosial sangat menyayangkan pernyataan bacabup SBS, ucapnya sesal.
Harusnya sebagai seorang mantan Bupati dan calon pemimpin Malaka menunjukan kesan baik untuk kami generasi muda, dan masyarakat Malaka seutuhnya bukan menganggap wartawan dan pegiat media sosial itu sampah.
Aser menguraikan bahwa “Sampah itu arti lain dari kotor/kumuh artinya SBS menganggap masyarakat Malaka yang hari ini berprofesi sebagai wartawan dan yang menggunakan media sosial baik di platform whatsapp maupun Facebook yang disebut “Netizen” itu orang orang kotor dan kumuh”
Dirinya punya meragukan jika tipikal calon pemimpin seperti ini menjadi pemimpin, hak dan kebebasan warga negara akan terkikis oleh arogansi kepemimpinan.
Tindakan seorang mantan Bupati dan calon bupati yang menghina wartawan dan pegiat media sosial atau Netizen dengan menyebut mereka “sampah” merupakan perilaku yang sangat tidak pantas dan tidak profesional. Kebebasan berpendapat dalam demokrasi adalah hal yang sangat penting. Tindakan menghina penyedia dan penyaji informasi tidak hanya merusak reputasi pribadi calon tersebut, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap sistem politik., kecamnya sesali pernyataan bacabup SBS.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.