KUPANG, FaktahukumNTT.com – 24 Oktober 2023

Persidangan Sinode GMIT XXXV Tahun 2023 di Kabupaten Sabu Raijua telah usai dan perhelatan 4 tahun sekali Sinode GMIT ini telah menghasilkan segenap Naskah-Naskah teologi, tata aturan penata layanan organisasi serta Rencana strategis program pelayanan yang biasa disebut HKUP.

Persidangan Sinode kali ini pun telah memilih para pemimpin GMIT yang baru untuk melayani pada periode 2024-2027 mendatang. Sebagai Majelis SInode harian yaitu Pdt Semuel B. Pandie S.Th sebagai Ketua Sinode, Pdt Lay Abdi K. Wenyi M.Si sebagai Sekretaris, Pdt Saneb Blegur S.Th sebagai Wakil Ketua, Pdt Zimrat Karmany sebagai Wakil Sekretaris dan Pnt Yefta Sanam sebagai Bendahara. Sedangkan sebagai Majelis Sinode Anggota Yaitu Pnt Emilia Nomleni anggota Bidang Politik, Pnt Helda Pulling-Bola sebagai anggota Bidang Hukum, Pnt Fredrik Kande sebagai anggota Bidang Pendidikan dan Pnt. Rolland Fanggidae sebagai Anggota bidang ekonomi.

Ada harapan besar dari Gereja dan Jemaat lingkup GMIT terhadap para pemimpinnya kedepan dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan serta memanfaatkan peluang untuk memperkuat dan meningkatkan pelayanan, bukan saja secara spiritual tapi juga secara holistik, mengingat perubahan-perubahan ini masih terus terjadi kedepan dengan berbagai krisis dan disrupsi yang di alami dunia hari ini terhadap Gereja dan Jemaatnya.

Terpilihnya Pendeta Semuel Pandie sebagai Ketua Sindoe GMIT Periode 2024-2027 menjadi tonggak sejarah baru bagi Sinode GMIT untuk terus berkontribusi melanjutkan tugas dan tanggung jawab sebagai wakil Jemaat GMIT di Nusa Tenggara Timur.

Mengawali sambutan perdananya pada acara Penutupan Persidangan Sinode XXXV tahun 2023 di Sabu Raijua, Pdt Semuel Pandie S.Th yang akarab di panggil Pendeta Sem dengan nada santun menyampaikan “ Ijinkan dan berilah dukungan kepada kami untuk melayani dan menata GMIT. Tentunya kita harapkan agar GMIT terus bertumbuh dan berubah lebih baik dan semakin baik. Karena perubahan hanya akan terjadi dari karya kita semua serta kuat harapan kita bersama Tuhan.

“Ditegaskannya, bahwa Mengabdi Kepada Allah adalah merupakan kemerdekaan yang sesungguhnya dan tema kali ini juga menyentuh perjalanan kita untuk menjadi sesuatu bagi orang lain,“ ujar Pdt Sem dan meminta dukungan dari semua anggota Majelis Sinode serta Jemaat GMIT kedepannya.

Menanggapi berbagai isu krusial yang sementara di hadapi dunia, Negara termasuk Nusa Tenggara Timur hari ini dengan berbagai perubahan dan disrupsi yang melanda sampai pada tingkat Gereja dan Jemaat khususnya di bidang Ekonomi, melalui sambungan telepon, awak media menghubungi salah satu Calon MS Anggota BIdang ekonomi yaitu Dkn Ivan Raymond Rondo, menyampaikan Selamat melayani dan proficiat bagi para Pemimpin Majelis Sinode GMIT terpilih yang baru.

Tentunya sebagai Nahkoda kapal/bahtera GMIT hari ini tidak sekedar membutuhkan kecakapan tapi juga ada harapan yang kuat atas tuntunan Tuhan untuk bisa berlabuh di setiap persinggahan Gereja dan Jemaat dalam menyelesaikan berbagai tantangan dan mengoptimalkan keragaman potensi yang ada.

Kita sadar bahwa 3 tahun terakhir ini, dunia secara merata di hantam 3 mega disrupsi besar yaitu Pandemic Covid 19, Revolusi Industri 4.0 serta Perubahan Iklim ditambah konflik perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas. Mega disrupsi ini bukan saja mencipakan perubahan-perubahan di mana mana, tapi juga ikut menghadirkan multikrisis di berbagai bidang yang sangat berdampak pada kehidupan Sosial Ekonomi sebuah Negara yang mana secara langsung dirasakan oleh Gereja dan Jemaat GMIT hari ini.

Bagi saya, dalam kondisi ini, sangat di butuhkan sebuah mindset yang baru untuk keluar dari pola kerja yang lama lantas bertransformasi dengan berkolaborasi dan bersinergi untuk menghasilkan berbagai inovasi dalam rangka menjaga ketahanan ekonomi dan terus membaharuinya untuk penigkatan dan keberlanjutannya.

Kita bisa melihat bahwa pandemic Covid telah menciptakan Perubahan pola kehidupan sehari hari,lambatnya ekonomi,peningkatan kemiskinan, penurunan kesehatan dsb. Namun disisi lain pun pandemic covid telah menghadirkan model ekonomi baru yang dikenal hari ini sebagai New Normal Economy yang memiliki tiga ciri khas, yaitu sirkular, berbagi, dan regeneratif. Ciri regeneratif ini muncul dari masa new normal, yang memaksa upaya-upaya menumbuhkan keanekaragaman hayati, karena meningkatnya kepedulian masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan-makanan sehat dan berbasis biodiversitas yang dimiliki. Sebagai contoh, masyarakat menanam kelor bukan saja di karenakan nilai ekonomisnya pada industri dan pasar, tapi juga sebagai upaya untuk mencegah stunting dan mall nutrisi.

Berikut Perubahan iklim dengan Anomali curah hujan, bencana & resiko gagal panen bahkan gagal tanam, serta dampaknya pada lingkungan & pertanian pun menciptakan efek domino bagi sosial ekonomi masyarakat serta menyumbang kenaikan angka stunting,mall nutrisi, serta sejumlah penyakit lainnya, kekeringan begitupun krisis energy. Namun menariknya, mega dirupsi ini pun telah menghadirkan model dan konsepsi ekonomi baru yaitu Blue dan Green Economy yaitu upaya peningkatan kehidupan social ekonomi dengan segenap langkah mengoptimalkan sumber daya alam yang tidak berhenti pada menjaga keberlanjutannya, namun juga regenerasi dan hilirisasi.

Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan Ikuti Kami Subscribe

CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.